Hansi Flick telah mencatatkan namanya sebagai salah satu pelatih paling sukses dan dominan dalam sejarah sepak bola modern, khususnya ketika berbicara tentang pertandingan final.
Julukan “Raja di Final” bukan sembarang gelar, melainkan sebuah penghargaan atas rekam jejak gemilangnya yang belum sekalipun menelan kekalahan di ajang final selama karier kepelatihannya. Simak terus ulasan menarik dari kami tentang sepak bola dan kisah pentingnya, hanya di GOAL ARAB.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Latar Belakang dan Awal Karier Hansi Flick
Hans-Dieter “Hansi” Flick lahir pada 24 Februari 1965 di Heidelberg, Jerman Barat, dan memulai karier sepak bolanya sebagai pemain profesional dengan posisi gelandang bertahan. Selama karier bermainnya, ia memperkuat beberapa klub Jerman ternama seperti SV Sandhausen, Bayern Munich, dan 1. FC Koln. Di Bayern Munich, Flick mencatatkan 104 penampilan dan memenangkan empat gelar Bundesliga serta satu Piala DFB-Pokal sebelum mengakhiri karier profesionalnya akibat cedera pada awal 1990-an.
Setelah pensiun sebagai pemain profesional, Flick sempat melanjutkan bermain di tingkat amatir bersama FC Victoria Bammental sambil mengasah kemampuan kepelatihannya. Karier kepelatihan Flick dimulai sejak tahun 1996 saat menjadi pemain sekaligus manajer di Victoria Bammental, klub divisi empat Jerman pada saat itu. Pengalaman menjadi pemain-pelatih ini menjadi fondasi awal bagi pengembangan gaya dan filosofi kepelatihannya.
Pada tahun 2000, ia mengambil peran sebagai pelatih kepala di TSG Hoffenheim, klub yang saat itu bermain di divisi bawah. Di Hoffenheim, Flick berhasil membawa tim meraih beberapa gelar Piala Baden dan memimpin klub promosi ke Liga Regionalliga Süd. Prestasinya di Hoffenheim selama lima tahun menarik perhatian klub besar lain, memberikan pijakan penting dalam perjalanan karier kepelatihannya.
Kesuksesan Besar Bersama Bayern Munich dan Timnas Jerman
Hansi Flick mencapai puncak kesuksesan dalam karier kepelatihannya saat menangani Bayern Munich antara tahun 2019 hingga 2021. Setelah diangkat sebagai pelatih kepala pada November 2019 menggantikan Niko Kovac. Flick langsung menunjukkan pengaruh positif dengan membawa Bayern meraih berbagai gelar bergengsi. Pada musim 2019/2020, di bawah arahan Flick, Bayern sukses meraih continental treble, yaitu gelar Bundesliga, DFB-Pokal dan UEFA Champions League, prestasi kedua klub setelah sejarah yang pernah diraih pada 2013.
Selama masa jabatannya di Bayern, Flick membuktikan dirinya sebagai pelatih dengan rekor kemenangan luar biasa, dengan tingkat kemenangan mencapai 81%. Sebuah rekor tertinggi untuk pelatih di Bayern Munich dan termasuk yang terbaik dalam sejarah sepak bola modern. Tim asuhannya tampil dengan gaya permainan tekanan tinggi, penguasaan bola, dan transisi cepat yang efektif. Ini semakin memperkuat dominasi Bayern di kancah domestik dan internasional.
Baca Juga: Usai Maignan, Rupanya Man United Incar Kiper Parma
Fleksibilitas dan Adaptasi di Dunia Sepak Bola Modern
Hansi Flick dikenal sebagai pelatih yang sangat mengutamakan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dalam dunia sepak bola modern. Filosofi kepelatihannya tidak terpaku pada satu formasi atau gaya bermain saja, melainkan menyesuaikan taktik dengan karakter pemain dan situasi pertandingan. Fleksibilitas ini terlihat jelas saat ia menangani Bayern Munich, tim nasional Jerman, dan kini FC Barcelona. Dimana Flick mampu menggabungkan prinsip-prinsip sepak bola tradisional Jerman seperti pressing tinggi dan transisi cepat dengan kebutuhan dan karakter khas tiap tim.
Ketika Flick mengambil alih Barcelona, ia tidak serta-merta mengubah filosofi tiki-taka yang menjadi ciri khas klub tersebut. Sebaliknya, ia memadukan gaya penguasaan bola khas Barcelona dengan pendekatan pressing intens dan serangan balik cepat yang menjadi ciri khas permainan Flick. Hal ini membuat Barcelona tampil lebih dinamis dan efektif tanpa kehilangan identitasnya.